Selasa, 04 Juni 2013

PELAJARAN DARI BIDADARI MALAM PANTAI SELATAN

Dari hening ini, Dari bangku kayu ini ku tatap samar ujung riak riak raksasa itu... menggantungkan sejenak kastop – kastop jejak riuh perjalanan..
Dan malam ini ku coba bagi semuanya bersama deburan ombak dan onggokan bebatuan yang masih terdiam damai diantara semua keriuhannya..
Ku bagi bersama desir angin dihamparan pasir dan kerlip suar yang bersahutan...
Ku bagi bersama buih dan riak gelombang yang terhempas susuri garis pantai dan guratan guratan pasir tanpa keresahan...
Dan hingga yang tersisa di ujung rasa hanya Kisah Lautan dan Riuh Deburan Ombaknya...
Kisah pelajaran dahsyat dari hamparan selimut bumi yang tetap menggemuruh diantara suara, rasa dan semua yang ada, bahkan dibalik langit malam yang pekat tak berbintang. Namun tetap saja mereka menuturkan...
Malam ini.. enggan rasanya ku tinggalkan bangku ini...
Bangku yang mempertemukan ku dengan pelajaran besar kehidupan yang mereka ajarkan. Sederhana namun dahsyat menghujam rasa, tanpa rekayasa namun tetap membungkam semua alasan yang ada..
Dari bangku ini bagai mana lautan mengajariku tentang menata riak air hingga gulungan ombak dan deburanya tetap indah dan mendamaikan...
Bagaimana mereka menyajikan hantaman dan kokohnya karang menjadi irama penuh makna yang mentorehkan...
Dan yang terindah .... mereka mengajari kita bagaimana mengurai ombak menjadi riak buih yang menghapus gundah dan guratan-guratan rasa kepenatan... hingga kita setia menanti deburan demi deburannya untuk membungkam deburan-deburan ombak hati kita.
Setelah malam ini riakan – riakan itu tak boleh lagi menjadi deburan ombak yang menghancurkan... namun gulungan ombaklah yang harus diurai menjadi riak-riak buih yang indah menakjubkan...

Hening di pelataran indah Pasir Pantai Laut Selatan
10 Juli 2012 ... Dha-& He’Rma-One

Tidak ada komentar:

Posting Komentar