Kini giliranku menepi diantara batu - batu kali, terdiam diriuh
gemuruh bayu, menghening di onggokan-onggokan sunyi penghuni kali,
rindang dedaunan mengelilingi raga bahkan sepi menyelimuti kesendirian
diri dan memaksa tuk sejenak menepi pada ejaan riak – riak air dan
tetesan tetesan bulir air di bebatuan, atau hembusan angin basah nan
mengangkasa mengabut sahdu pada dinding – dinding waktu yang membatu...
Sejenak mataku tertambat pada tetesan air di rambut – rambut akar
yang satu demi satu terjatuh menimpa punggung bebatuan.... bulir-bulir
bening itu terbang tenang bergantian dan singgah tanpa kegaduhan pada
pungung bebatuan yang terdiam dan terhujam namun tetap enggan tuk
beranjak ketepian, tiada resah begitupun rasa gundah apa lagi tentang
kisah lelah perjumpaannya, bahkan meski terus berulang pada tiap
tetesan.
Sang bulir bening tak jua berhenti menyambangi dengan kedamaian
bahkan suaranya pun tlah mengusir rasa lelah...sentuhannya melepas
gundah... dan ia datang tanpa bertumpah darah... semua tampak serba
indah... ya indah...sangat indah.
Sementara oggokan – onggokan batu itu masih jua terdiam tak beranjak
walau harus bertahun – tahun bahkan berpuluh tahun tertetesi, dan kini
heningnya tetap saja sepi....diamnya tetap saja senyap... dan setiap
tetesan itu tak jua menggundahkan dirinya walau akhirnya menyisakan
bekas nan enganga yang tak kan lagi sirna...
Subhanalloh... sungguh perjumpaan terindah yang penuh
makna....Datang dengan cinta serta menyambangi bersama kasih yang penuh
arti, hingga disana tertorehlah jejak jejeak diri tanpa saling
menyakiti, dan sambutan indah tanpa gundah karena sang penyambang yang
tak membuat resah...
Masih tak mampukah kita belajar pada alam... walau pada tetesan
butir butir air di bebatuan...??? Bukankah kita yang seharusnya memiliki
kisah mereka....??? Istiqomah dan tak pernah lelah datang membawa
hikmah berbaut ikhlas dengan mahabbah.... tiada henti menyabangi dan
menorehkan makna – makna cinta tanpa menyisakan resah , bahkan
dengarkanlah... suara tetesannya saja menenggelamkan resah di heningnya
ketenangan rasa yang selalu rindu disapanya...
Tak pernah ia datang bersama ketegangan....
Tak pernah ia datang dengan kegaduhan...
Tak pernah ia singgah dengan rasa gundah.... bahkan walau ia harus
lakukan pada rentang waktu yang amat panjang... namun tetap saja suara
itu indah tanpa keluhan. Hingga akhirnya lihatah apa yang Alloh
hadiahkan....??? jejak jejak dahsyat di bebatuan keras yang tak kan
pernah sirna walau oleh jaman.
Tengoklah sang batu yang jua tak beranjak walau harus termangu
diantara tetesan – tetesan yang tak berkesudahan ... dia terdiam dan
biarkan tiap tetesan hikmah basah melumuri seluruh tubuhnya, dia tetap
diam dan bersabar disambangi tetesan makna yang terus berjatuhan, hingga
akhirnya ia berazam tuk ikhlaskan jejak-jejak hikmah nan penuh makna
itu menorehkan bekas menghiasi sekujur tubuh kelamnya...
Subhanalloh...................
Begitulah mereka mengajari kita tentang hikmah, walau hanya tetesan air di bebatuan.
_____________________Menyepi di kali hati 07062010______________________________
___________________Torehan dawat by Dadan Hermawan____________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar