Selasa, 04 Juni 2013

MELATI HATI

Mentaripun pergi…. Senja baru saja beranjak dan kini rembulan datang dengan senyum indahnya yang selalu mengembang. Dibawah remang cahya rembulan yang datang berjatuhan dari sela sela dedaunan yang mulai mengelam ku coba bersandar pada dinding dinding usia yang masih terjaga. Hening malam itu kian menusuk tulangku tajam hingga menghujam di bilik bilik hati seperti sebilah belati. Hah…. Helaan nafasku memecah sunyi yang baru saja menyalimuti hati yang telah usang di makan usia, cerita, dan kisah kisah lama. Dikeheningan itu lirih hatiku berbisik....Masihkah hatiku bersisik ??? …. Aku pun terdiam merangkai ingatan , mencoba bermuhasabah tentang kisah kisah yang telah beranjak di telan lembah lembah masa yang tak lagi bersisa.
Perlahan ku angkat kepala pada sandaran tempatku berada, menatap angkasa yang terlihat amat perkasa dengan hiasan mutiara malam yang berkerlipan di ujung sana, dan anginpun mengalir semilir hening membawa harum lembutnya kuncup kuncup melati putih… ya.. malam ini melati itu semerbak merekah, harumnya mengalir menyisiri lorong lorong sunyi yang menyepi, mengangkasa diantara kelamnya malam dan menghiasi ruang raksasa yang tak pernah bertepi. Melati kecil itu kini sedang berbagi, melati kecil itu kini sedang mewarnai, melati kecil itu kini sedang memberi arti, melati kecil itu kini sedang mengajari. Ia berbagi wangi di hening malam yang silih berganti tanpa kembali meminta bakti, ia mewarnai angkasa yang tak bertepi walau ia tak lebih dari sekuntuk melati, ia memberi arti bahwa berbagi tak harus selalu memperlihatkan diri apalagi menagih nagih sanjungan hati . dan ia mengajari bahwa hati haruslah mampu mewangi seperti sekuntum melati…. Yah melati, Melati hati.

( Hening hati menyapa Illahi )
Dadan Collection , 131009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar