Gontai melangkah... berjalan menyusuri satu demi satu bongkahan taqdir yang tersusun di antara cerita hujan dan badai di masa lalu dan mentari pagi yang bersinar dalam mimpi pada deretan naskah dialog hidup yang akan di perankan esok hari, dan hari ini masih saja berputar diantara lingkaran-lingkaran yang kian membiru dihantam sisa badai dan hujan masa lalu yang masih saja sisakan beceknya pelataran hingga jatuhkan siapapun yang datang karena jalanan yang licin belum sempat terkeringkan mentari yang mungkin baru sejenak menghampiri dan belum sempat mengangkasakan bulir-bulir sisa tetesan air hujan di dedaunan pada pelataran bahkan mungkin ada diantara sisa tetesan bocoran atap-atap rumah singgah ku yang tak sempat tertahankan.
Lingkaran itu kian membiru... seperti lingkaran sisa perjalanan yang masih saja tak beranjak mengitari taqir dari balik mimpi.. dan hingga hari ini kau masih saja menorehkan patahan ranting kering yang berjatuhan pada tanah pelataran yang masih basah di basahi sisa hujan dan kisah badai yang seperti ingin terabadikan...
Aku tetap melangkah walau gontai pada lingkaran yang kian membiru di ulur waktu,....
________________________________Senja Juni penghujung hari ke- 27. kaki gn Kujang________
Aku tetap melangkah walau gontai pada lingkaran yang kian membiru di ulur waktu,....
________________________________Senja Juni penghujung hari ke- 27. kaki gn Kujang________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar