Jumat, 17 Januari 2014

KUTULIS UNTUK LANGIT KU TITIP PADA BUMI


Bumi hening ... sepi di selimuti temaram mentari yang bertukar warna pada rembulan, andai saja ada bintang mungkin burung dan gunung pun enggan untuk terbangun dan beterbangan. bukan karena langit menjatuhkan tetesan hujan , bukan pula karena awan meggulung menyelimuti hari tanpa senyuman, karena aku yang terdiam di sini di balik sepi ini tak pernah lelah menatap warnanya, mengukir ronanya dan menyusuri setiap kepingan - kepingannya yang bahkan mungkin tak pernah singgah dalam ingatan. sepi bumi ini bukan caraku mengheningkan tatapan pada langit yang kadang muram tanpa alasan, hening bumi ini bukan caraku mengedipkan pandangan pada langit yang kadang berbalut awan, bahkan dinginnya bumi ini bukan caraku memejamkan penglihatan pada langit yang kadang tak sadar jika senyumnya saja mengukir kisah penuh arti di ujung hati.  
bumi... masuklah ke balik dadaku dan dengarkan lah detakku yang tak pernah terhenti mengurai kisah panjang tentang bulan dan bintang, yang tak pernah terdiam mengurai cerita tentang awan dan kabut malam atau embun pagi dan cahaya siang... kabarkan pada langit jika aku di bumi tak akan pernah terhenti meraih rembulan dan memetik bintang yang tersimpan di dasar rasa langit bahkan pada jantung awan. ilu mb.