Minggu, 30 Juni 2013

MALAMKU MEMELUK RINDUKU


Malamku kian beranjak memuncak , mendaki warna malam yang kemudian kembali memutar semua ingatan yang menukik hingga menghantarkan sepi pada ingatan pagi dan cerita yg mungkin kian usang...
sendiri disini... diantara tiupan kipas malam dan derit jendela kesepian, ku tersandar pada dinding yang terus saja membungkam dan hanya bisa merekam. entah sudah berapa banyak rekaman kisahku dan kisah-kisah senderanku padanya , seperti senderan malam ini yang juga tetap padanya.
Waktuku rasanya makin kian mendekati masa lalu, masa di mana aku hanya akan ada diantara sedikit ingatan yang merekam semua kisahku... bahkan entah pada mereka yang katanya mencintai kisah-kisahmtentang diriku atau kisah tentang cerita bersamaku... yang pasti saatnya nanti ku hanya bisa terdiam menyendiri diantara lobang sepi dan ejahan waktu yang harus ku lalui untuk menunggu .
dan hingga malam ini .. sungguh aku masih belum sanggup menepi di sisi taqdir itu.. masih banyak serpihan yang tlah hilang dari hidupku.... masih amat banyak serpihan yang belum sempat ku ambil dan tempelkan untuk menutupi  lobang-lobang kisahku... dan masih amat berat jika ku harus beranjak dan memikul semua beban rasaku.. namun yang pasti AKU BELUM PANTAS Menemui-Mu.
dan Malam ini... kembali malam memeluk ku dengan rindu.... seperti rindunya aku pada kiah - kiah masa lalu atau pada harapan jika aku pergi nanti , maka biarkanlah ku beranjak diantara sepi dan heningnya sakit yang mungkin ku taburi.... 
Malamku...... tetap memelukku dengan Rindu...


Kamis, 27 Juni 2013

PADA LINGKARAN YANG MEMBIRU






Gontai melangkah... berjalan menyusuri satu demi satu bongkahan taqdir yang tersusun di antara cerita hujan dan badai di masa lalu dan mentari pagi yang bersinar dalam mimpi pada deretan naskah dialog hidup yang akan di perankan esok hari, dan hari ini masih saja berputar diantara lingkaran-lingkaran yang kian membiru dihantam sisa badai dan hujan masa lalu yang masih saja sisakan beceknya pelataran hingga jatuhkan siapapun yang datang karena jalanan yang licin belum sempat terkeringkan mentari yang mungkin baru sejenak menghampiri dan belum sempat mengangkasakan bulir-bulir sisa tetesan air hujan di dedaunan pada pelataran bahkan mungkin ada diantara sisa tetesan bocoran atap-atap rumah singgah ku yang tak sempat tertahankan.

Lingkaran itu kian membiru... seperti lingkaran sisa perjalanan yang masih saja tak beranjak mengitari taqir dari balik mimpi.. dan hingga hari ini kau masih saja menorehkan patahan ranting kering yang berjatuhan pada tanah pelataran yang masih basah di basahi sisa hujan dan kisah badai yang seperti ingin terabadikan...

Aku tetap melangkah walau gontai pada lingkaran yang kian membiru di ulur waktu,....

________________________________Senja Juni penghujung hari ke- 27. kaki gn Kujang________

Senin, 24 Juni 2013

Kamis, 13 Juni 2013

MENYELAMLAH MAKA INDAH




Sodaraku......
Jika ditaman ada bunga, maka kau akan dapat mencium harumnya saat memetiknya, dapat melihat indahnya ketika memandangya, semakin engkau dekat dengannya semakin tampaklah keindahannya. 

Persis seperti kita memandang lautan, kalau kita melihat lautan itu indah maka menyelamlah kedalamnya hingga kau kan temukan sesuatu yang jauh lebih indah lagi, makin dalam makin dahsyatlah keindahanya, begitupun dengan hidup kita.

Segalanya akan menjadi indah jika kita menyelaminya semakin dalam. Persaudaraan, pencarian, perolehan, pilihan, perjalanan, dan segalanya.

Sodaraku yang baik...! banyak hal yang tidak kita ketahui tentang dunia ini, namun ke tidak sempurnaan dari ketidak tahuan kita ini mudah-mudahan tak akan mengurangi  indahnya pemahaman dan eloknya lautan pengetahuan.

___________________Penggalan surat yg terjaga_______________

Selasa, 11 Juni 2013

SAYAP YANG PATAH






Malam kian meninggi saat ku terdiam menepis sunyi di beranda mimpi yang tak lagi menepi malam ini, temaram langitku di rajuk awan menghampar menyelimuti warna malam yang kadang timbul tenggelam, dan di ranting remang burung malam yang malang terdiam. 

Sesekali kepakan sayap nya yang hanya tinggal separuh sepi mengepak memecahkan keheningan yang banyak mengisahkan tentang kerinduan, seperti rindunya malam pada rembulan lengkingannya pun kian tinggi dan menghujam hingga menembus lapisan-lapisan awan dan menukik membelah langit kelam bahkan sudah tak lagi temaram. 

Masih dari ranting remang dan rimbun kelam dedaunan... malam ini semuanya terkisahkan dari tatapannya yang juga menghujam menyusuri bumi hingga menukik menembus kedalaman sepinya.... dan sayap patahnya hanya menyisakan penantian tanpa kepasrahan.

Seperti aku yang termenung di sudut malam.....

Senin, 10 Juni 2013

DAUN KERING


Lembar-demi lembar kisah itu terbang, satu persatu jatuh meringkih disekeliling batang pohon yang kian mengering, pluk….. pluk…. Suaranya renyah dan terdengar nyaring di antara desiran—desiran angin yang datang silih berganti masuk dan keluar menjelajah lorong-lorong sunyi pada batang yang kering itu.
Sang pelatuk pun datang…., dengan kepongahan memperlihatkan paruh tajam yang kuat itu, hilir mudik dia lalui batang-batang kering sisa usia yang kian usang dan terus mengerang. Si platuk mulai tancapkan paruhnya mencoba membaca sisa-sisa cerita yang sebagian t’lah mulai berguguran bersama jatuhnya daun-daun kering dari tiap ketukan paruhnya.
Sejenak terdiam…… si pelatuk menghentikan patukannya, matanya yang mulai tajam menoleh desiran pada sebuah lorong debu yang kelam itu, hamparan pertanyaan mulai menggelayut di benak kecilny, kerasnya paruh di mukanya kini tak mamberikan satupun jawaban apalagi kejelasan yang dia tahu hanyalah menambah deretan lorong kelam sepanjang jalan.

Tak lama kemudian, jatuhlah selembar daun kering menguning disamping akar tua yang juga tlah lelah melalui musim dan masa serta lembar-lembar cerita menjelang hari tua. Daun itupun akhirnya terdiam dan hanya terhempas diatas rerumputan yang telah membaca kisah panjang kekeringannya. Daun Kering dan sisa-sisa kisah abadinya. Daun keering………………………… 

Kamis, 06 Juni 2013

YANG HARUS KITA SENTUH ADALAH HATI


Sodaraku... seperti apapun manusia yang kita hadapi mereka tetaplah memiliki hati, memiliki bahasa nurani dan sederet apapun yang dimiliki oleh hati.. dan yang harus kita ingat bahwa sesungguhnya hati itu memiliki sifat yang sama, menyukai warna yang sama, nyaman dengan tempat yang sama... yaitu KELEMBUTAN.
Sejahat apapun seseorang dia tetap memiliki satu bagian kelembutan di antara rongga rongga hatinya, sebebal apapun seseorang ia tetap memiliki sisi kelembutan dalam hatinya, bahkan sebejat apapun seseorang ia tetap memiliki bahasa nurani dan rasa hati yang sama... sehingga tidaklah heran jika kita di suatu saat menemukan seorang preman atau penjahat kelas kakap sekalipun akhirnya tersungkur tersedu - sedu saat sisi-sisi kelembutan hatinya tersentuh bahkan terkadang hanya oleh sesuatu yang teramat sederhana..
jadi sesungguhnya dalam kamus kita seyogyanya tak pernah ada yang namanya penjahat sejati, atau pendosa sejati atau bajingan sejati... karena sepanjang ia manusia dia tetap memiliki sisi-sisi kelembutan di qolbunya.
untuk itu ketika suatu saat kita harus merubah hidup seseorang, atau berusaha mempengaruhi hidup seseorang maka carilah bagian-bagian dari kelembutan hatinya dan sentuhlah ia maka niscaya tak ada hal mustahil untuk siapapun merubah hidup orang lain. tidak sederhana memang, bukan hal yang mudah memang , karena menyentuh hati memang harus dengan hati pula.. karena kelembutan hanya dapat di sentuh dengan kelembutan pula. dan butuh waktu yang terkadang amat lama.. namun itulah yang seharusnya ada jika kita ingin memiliki bagian dari kisah perubahan.
(sepenggal hikmah dari pelajaran malam di Training Smart Generation bersama anak anak SMK PGRI Subang 050613)


Selasa, 04 Juni 2013

LEMBAYUNG DI KURSI TUA & BERANDA SENJA


Bukitku hening....., sesaat waktu kusambangi selepas mentari hampir bersembunyi di balik rintik hujan yang baru saja datang menyambangi. bersama langkah kakiku perlahan ku datangi  teras depan beranda tua yang sudah sekian lama mengukir kisah tentang apapun yang datang dan pergi dari hariku. Kursi itu seakan ingin bertanya penasaran ketika ku sejenak bediri dan menatapnya diantara hembusan semilir angin dan gemercik suara hujan...” kisah apa lagi yang kau bawa...???”
Sesaat ku terdiam sebelum akhirnya ku balikkan badan dan menduduki kursi itu yang seakan sudah paham dan mengerti harus sepeti apa dia sediakan sandaran untuk diriku tempati tanpa teriakan..  sejenak ku bagikan tatapan pada hamparan hijau dedaunan yang terbentang, menyinggahi satu demi satu ranting , daun , batu dan semua yang saat itu sedang tajam menatapku dibalik tetesan air  hujan yang riuh jatuh bersahutan.  Semua seakan ingin membelah dadaku, membuka satu demi satu isi hatiku , walau tanpa mata dan kata-kata mereka bergumam sama “Masihkan Kau akan Bercerita yang sama  ....??? “
Dalam kutarik napasku... , hingga tak ada satupun bagian di rongga dadaku yang tak ku hampiri senja  ini. Seperti angin yang menerpa datang dan masuk ke setiap bagian apapun yang ia datangi... seperti hujan yang  tak biarkan satu petak pun tanah yang tak terbasahi... hingga ia tahu seluas apa ruangannya, sebesar apa bangunannya, segelap atau seterang apa cahayanya, sewangi apa harumnya, semua tersambangi tanpa sisa.... hingga ku tahu sebesar apa gumpalan yang ada di sana...
Sejenak ku terpejam dan Sesaat ku lirik satu sudut langitku ketika tetesannya kian mereda dan yang tersisa hanya warna tanpa noda...  sepertinya hujan telah menghanyutkannya , angin telah menghempaskannya dan mereka hanya menyisakan warna lembayung yang tak pernah ada sebelumnya..  hingga hatiku menguning di buatnya.
Lembayung Senja........  warna langit yang tak kan pernah sirna dari kisah kursi tua, warna senja, balkon lama, cerita beranda rasa dan segalanya....  hingga ku lupa seperti saat ku datangi langit dan ku sambangi bumi ..
Dan jika ku harus beranjak pergi suatu saat nanti , maka ku ingin beranjak dari sini dari kursi tua ini, diantara senyuman senja dan warna lembayung  yang tak kan pernah sirna... biar namaku ku titipkan saja diantara warnanya....

 Lembayungku di Beranda senja dan kursi tua 
oleh Dadan Hermawan (Catatan) pada 13 Maret 2013 pukul 11:10

PELAJARAN DARI BIDADARI MALAM PANTAI SELATAN

Dari hening ini, Dari bangku kayu ini ku tatap samar ujung riak riak raksasa itu... menggantungkan sejenak kastop – kastop jejak riuh perjalanan..
Dan malam ini ku coba bagi semuanya bersama deburan ombak dan onggokan bebatuan yang masih terdiam damai diantara semua keriuhannya..
Ku bagi bersama desir angin dihamparan pasir dan kerlip suar yang bersahutan...
Ku bagi bersama buih dan riak gelombang yang terhempas susuri garis pantai dan guratan guratan pasir tanpa keresahan...
Dan hingga yang tersisa di ujung rasa hanya Kisah Lautan dan Riuh Deburan Ombaknya...
Kisah pelajaran dahsyat dari hamparan selimut bumi yang tetap menggemuruh diantara suara, rasa dan semua yang ada, bahkan dibalik langit malam yang pekat tak berbintang. Namun tetap saja mereka menuturkan...
Malam ini.. enggan rasanya ku tinggalkan bangku ini...
Bangku yang mempertemukan ku dengan pelajaran besar kehidupan yang mereka ajarkan. Sederhana namun dahsyat menghujam rasa, tanpa rekayasa namun tetap membungkam semua alasan yang ada..
Dari bangku ini bagai mana lautan mengajariku tentang menata riak air hingga gulungan ombak dan deburanya tetap indah dan mendamaikan...
Bagaimana mereka menyajikan hantaman dan kokohnya karang menjadi irama penuh makna yang mentorehkan...
Dan yang terindah .... mereka mengajari kita bagaimana mengurai ombak menjadi riak buih yang menghapus gundah dan guratan-guratan rasa kepenatan... hingga kita setia menanti deburan demi deburannya untuk membungkam deburan-deburan ombak hati kita.
Setelah malam ini riakan – riakan itu tak boleh lagi menjadi deburan ombak yang menghancurkan... namun gulungan ombaklah yang harus diurai menjadi riak-riak buih yang indah menakjubkan...

Hening di pelataran indah Pasir Pantai Laut Selatan
10 Juli 2012 ... Dha-& He’Rma-One

GURU AMANAH BERGAJI BERKAH


Guru adalah jabatan yang luar biasa mulianya, karena profesi guru bukan hanya pekerjaan mengasuh anak-anak namun juga mentrasfer limpahan ilmu serta sekeluit perangkatnya yang menentukan masa depan generasi bumi ini. Dan guru inilah profesi yang juga mulia di pandangan kaca mata agama.
Dan saat ini, guru selain mulia dari segi aktifitasnya juga di dukung oleh gaji dan penghasilan yang kian membaik, gaji yang sudah kian memenuhi kebutuhan, tunjangan keluarga dan kesehatan serta perumahan, ditambah kini dikeluarkan kebijakan yang memberikan peluang sangat terbuka bagi guru untuk menunjukan ke profesionalannya dan di apresiasi oleh peerintah dengan keluar pula tunjangan Profesionalisme berupa Tunjangan sertifikasi, namun Bukan itu yang akan kita bicarakan di sini tapi bagaimana agar semua yang kita dapat ini dapat kita syukuri dengan tepat dan melahirkan keberkahan.
Merasa Kurang mungkin itu manusiawi, karena memang dunia selalu mewariskan rasa kekurangan bagi yang tak memahami cara menggenggamnya, karena dunia seperti pasir yang kian di genggam kian berjatuhan atau seperti meneguk air laut makin di teguk makin hasulah peneguknya. namun jangan sampe kita kehilangan berkah, karena berkah inilah yang menentukan gaji kita akan terasa cukup atau terus terasa kurang.
Betapa beruntungnya jika kita ditakdirkan menjadi guru yang PNS, karena kita diberikan kesempatan oleh Alloh untuk berbagi ilmu, ber-amarma’ruf nahyi munkar dan dapat gaji lagi. Pantaslah jika kita mengurai Syukur dari setiap aktivitas keguruan kita. Karena selain untuk mengundang rizky-rizky yang lainnya, syukur kita pun menjadi sarana keberkahan dari setiap aktivitas kita.
Salah satu cara terbaik dari ungkapan dan implementasi syukur kita adalah dengan melaksanakan tugas keguruan kita dengan maksimal.
Gaji kita adalah bayaran yang kita dapat dari pekerjaan yang ditugaskan kepada kita, artinya setelah kita menerima gaji saat itulah tanggung jawab mencurahkan tenaga dan pikiran kita untuk tugas kita ada di pundak pundak kita. tak ada alasan untuk mengelaknya karena hak kita atas pekerjaan itu sudah kita dapatkan, soal cukup atau tidak bukan ukuran untuk kita meninggalkan tugas itu karena kita telah menyepakatinya sebelumnya.
Tugas Guru bukan hanya mengajar di kelas namun seluruh aktivitas yang bersinergi dan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas menjadi tanggungjawabnya. Dan semua itulah konsekwensi dari bayaran yang kita dapatkan. Lantas bagai mana caranya agar gaji yang kita dapatkan sebagai guru ini menjadi lebih berkah ??
  1. Mari kembali revisi niat kita , sebagai bagian dari profesi yang mulai dan agar kemuliaannya kian mulia maka pantaslah jika kita menjadikan mengajar bukan hanya sebuah pekerjaan namun lebih dari itu adalah sebuah PENGABDIAN. Sehingga dengan niatan seperti ini maka apapun aktivitas mengajar yang kita lakukan tidak hanya diukur dari pendapatan yang kita dapatkan tapi akan didasari oleh tanggungjawab dan rasa kasih sayang. Apapun aktivitas keguruan kita tidak diukur dari uang transfort, honor dan uang jalan yang kita dapatkan namun didasari rasa tanggungjawab atas gaji yang telah kita dapatkan, apalagi memaksakan mengambil hak yang lain untuk menambah bayaran pekerjaan kita. Dan sebaik – baik niat adalah niat karena Alloh SWT.
  2. Totalitas ,  perlu totapitas untuk sebuah tanggungjawab, ada kesungguhan yang harus ditumbuhkan dalam setiap aktivitas kita, sungguh sungguh mempersiapkan bahan ajar, sungguh sungguh menyampaikan materi ajar, sungguh sungguh mengevaluasi kegiatan belajar, sungguh sungguh memanagerial tempat belajar dan sungguh-sungguh berpikir bagaimana meningkatkan kualitas pelajaran, dimanapun kita di posisikan disitulah kita berikan totalitas yg kita miliki..
  3. Ikhlas, Mengajar perlu keikhlasan karena mengajar bukan hanya aktivitas pisik namun juga aktivitas hati. Mengajar adalah upaya untuk menyentuh hati, dan hati hanya dapat di sentuh oleh hati. Sehingga saat mengajar bibutuhkan peran-peran hati bukan hanya sekedar menyampaikan pelajaran apalagi jika hanya menunaikan tugas alakadarnya.
  4.  Belajar, Menjadi guru bukan berarti akhir dari sebuah pelajaran, karena sesungguhnya gurulah profesi yang terus menuntut pengembannya mengembangkan diri, meng update informasi dan pengetahuan-pengetahuan yang juga terus berkembang. Jika guru sudah tak mau belajar maka berakhirlah ia.
  5. Profesional , kini guru sudah menjadi jabatan profesional dan ini menuntut kerja – kerja yang juga profesional, tanggungjawab, serius, terbuka, semangat melayani, jujur, transfaran, akuntable, dan proforsional.
  6. Jujur, mengajar juga bagian dari amanah yang akan kita pertanggungjawaban dihadapan orang tua siswa juga di hadapan Alloh SWT, sehingga dalam praktek-praktek keguruan kita harus senantiasa menjungjugn kejujuran, jangan takut untuk menolak kecurangan, mengatakan tidak pada manipulasi dan bangga dengan keadaan kita. bangun suasana kompetisi yang sehat dan bijaksana, bangun pula suasana kerja yang nyaman dan sinergis. Karena tanggungjawab seorang guru bukan hanya mentransfer pengetahuan namun juga memberikan qudwah/tauladan pada peserta didik dan masyarakat. Bagaimana seorang layak di sebut guru jika tutur kata dan tingkah lakunya memperlihatkan sikap dan tingkahlaku yang tak pantas untuk di tauadani. Terbuka mendapat kritik namun juga bukan hanya sebagaipengkritik, berani menyampaikan ide dan gagasan dan tidak anti gagasan.
Mari kita bersama – sama belajar menjdi guru yang bertanggung jawab atas semua yang telah kita dapatkan bukan hanya menuntut yang bukan hak kita serta melaksanakan tugas alakadarnya. Karena GAJI kita butuh berkah dan pertanggungjawaban...

UN JUJUR ? SIAPA TAKUT


(Saat kejujuran seperti hantu gentayangan)

Salah satu masalah rutin tahunan pendidikan kita saat ini adalah Ujian Nasional. Bukan karena sulitnya melaksanakan Ujian nasional atau sukarnya mekanisme dan tekhnis pelaksanaannya namun masalah Kejujuran hasil akhirnya.
Banyak yang menyangsikan jika hasil Ujian Nasional adalah benar benar hasil kemamapuan siswa yang menjadi pesertanya , banyak pula yang menyangsikan jika pelaksanaan Ujian nasional setiap tahun berjalan dengan proses yang jujur, hal ini bukan tanpa alasan namun timbul karena beberapa temuan dengan bukti dan fakta yang nyata. Lantas kenapa semua ini terjadi ? jika di biarkan akankah membahayakan kualitas generasi yang akan datang ? bisakah UN benar benar berjalan dengan Jujur ?

Kenapa UN sampai tidak Jujur ??
Entah dari mana asalnya , entah dari mulai silsilahnya, namun yang jelas hasil Ujian Nasional terkesan sudah bukan hanya kepentingan siswa yang menjadi pesertanya , namun menjadi gengsi sekolah dimana peserta ujian itu berada, Atau bahkan menjadi gengsi wilayah dimana sekolah itu berdomisili. Sehingga muncullah jiwa kompetisi yang tadinya diharapkan lahirnya kompetisi yang sehat namun pada kenyataannya terjadi kompetisi yang kurang sehat bahkan sama sekali tidak sehat. Ujian nasional yang seyogyanya menjadi barometer kemampuan siswa setelah selama  bertahun-tahun belajar di sekolahnya akhirnya menjadi ajang kompetisi gengsi yang memaksa banyak pihak untuk bungkam dan hanya terdiam mengikuti semuanya. Dan akhirnya yang sering menjadi korban adalah pelaksana pendidikan disatuan paling bawah, dalam hal ini siswa, guru , kepala sekolah atau pengawas. Padahal tak mungkin semua ini terjadi jika bukan karena berasal dari sebuah kebijakan, Namun sampai saat ini entah dimana kebijakan gengsi ini mulai terlahir. Padahal Kejujuran jauh lebih berharga dari pada sekedar gengsi ... ingatlah !!!

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ. وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا
"Kamu harus selalu bersifat jujur, maka sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan membawa ke surga. Dan senantiasa seseorang bersifat jujur dan menjaqa kejujuran, sehingga ia ditulis di sisi Allah I sebagai orang yang jujur."

Namun rupanya hal ini kurang begitu menarik sehingga hampir tanpa makna.
Selain itu hasil UN masih saja di anggap satu satunya hasil yang menentukan lulus atau tidaknya seorang siswa dari sekolahnya, sehingga rasa takut yang berlebihan memaksa beberapa diantara siswa nekad menempuh segala macam cara untuk melaluinya. Jelas ini bertentangan dengan sitem pendidikan kita yang sesungguhnya, karen pendidikan seharusnya memberikan rasa tenang dan nyaman bagi yang menjalaninya bukan menjadi teror yang menakutkan, selain itu dalam pendidikan kita mempercayai adanya Multiple Intelegency dimana anak memiliki kecerdasan yang majemuk, dimana kecerdasan peserta didik tidak hanya di ukur dari kecerdasan matematic atau kecerdasan verbal saja , namun melingkupi kecerdasan ruang dan waktu, kinestetic, intra dan interpersonal, kecerdasan alam serta kecerdasan estetika. Sementara jika hasil UN mendapatkan porsi yang lebih untuk menentukan kualitas kecerdasan peserta didik lantas bagaimana dengan posisi teori  multiple intelegency ini ???

Akankah membahayakan kualitas generasi yang akan datang ? 
Yah... sungguh sangat membahayakan. Bayangkan jika saja semua ketidak jujuran ini benar benar terjadi, berarti berapa banyak dalam setiap tahun kita lepaskan generasi ini tanpa kompetensi yang sesungguhnya harus mereka miliki. Dan ini adalah kebohongan kecerdasan, kebohongan kemampuan yang jauh lebih bahaya daripada kebohongan perkataan karena saat itulah kita mewariskan kebodohan. Selain itu kita akan mewariskan kemalasan bagi mereka yang akan mengikuti UN di tahun yang akan datang, mereka akan beranggapan bahwa untuk lulus UN tak perlu bersusah payah belajar karena toh akhirnya mereka bisa lulus juga sama seperti teman temannya yang lebih menguasai pelajaran, atau mungkin kakak kelas-kakak kelas mereka yang sudah lulus UN akan bercerita pada adik-adik kelasnya agar tak usah sibuk – sibuk belajar karena diapun bisa lulus tanpa harus bersusah payah.
Ketidak lulusan bagi yang memang harus tidak lulus adalah kasih sayang bukan hukuman,  karena mereka kembali diberi kesempatan untuk kembali merevisi dan meningkatkan kualitas kemampuan dirinya sehingga saat dia memasuki rentang usia dan jenjang pendidikan berikut nya dia benar benar memiliki kualifikasi yang sesungguhnya.
Jika saja semua ini terus saja berlanjut maka bukan hal yang mustahil saat persaingan global semakin ketat dimana kita membutuhkan sumberdaya manusia yang siap bersaing dengan negara lain kita malah mengalami dekadensi kecerdasan, dekadensi keterampilan, dekadensi sumberdaya yang jauh lebih bahaya daripada apapun bagi sebuah bangsa.
Lantas akankah semua ini akan terus kita biarkan dna tak segera hentikan ??? Kita bisa mulai saat ini juga.
Di sisi lain kita tak akan mendapatkan data yang reel tentang kemampuan reel dari generasi kita yang sesungguhnnya. sementara kemajuan suatu daerah selain ditentukan oleh aspek kesehatan penduduknya serta daya beli masyarakatnya juga tingkat pendidikan penduduknya.
Benar LULUS dengan hasil memuaskan adalah target dari satu sistem satuan pendidikan yang diikuti oleh peserta didik namun diluar itu, mewariskan kemampuan daya saing dan kualitas jauh lebih  utama.

Bisakah UN benar benar berjalan dengan Jujur ?
BISA....
JUJUR Memang Bukan hal Mudah namun Juga bukan hal yang Mustahil ...
Selain itu dibalik kisah ketidak jujuran UN kita masih mendapati banyak lembaga pendidikan yang masih bisa melaksanakannya dengan JUJUR dan mereka pun bisa sukses. Lantas kenapa masih ada yang takut untuk Jujur ?
  1. Sukses dan tidaknya peserta didik melalui UN ditentukan oleh seberapa besar kemampuan siswa menerima pelajaran selama dia sekolah dan seberapa besar guru mampu mentransfer materi yang di ajarkan. Hal ini jelas berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, artinya jika saja guru, siswa dan semua yang terkait dengan KBM memaksimalkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya maka tak ada alasan untuk anak peserta didik tak mampu menjawab soal soal UN karena soal UN diambil dari materi yang sudah di sampaikan di sekolahnya.
  2. Untuk meningkatkan kualitas KBM di sekolah, perlu adanya sebuah sinergitas dari semua unsur pelaksana pendidikan, baik pengambil kebijakan maupun pelaksana lapangan yang berada di satuan pendidikan. Juga kesamaam misi dan visi di antara guru dengan guru serta guru dengan siswa.
  3. Tingkatkan pengawasan yang sehat dan jujur pula. Karena sebaik apapun sistem yang dirancang jika pada pelaksanaan nya kurang mendapatkan pengawasan yang maksimal dan terprogram dengan kontinyu maka disangsikan dapat berhasil.
  4. Tumbuhkan dalam diri siapapun yang menjadi pendidik bahwa tugasnya mendidik anak bangsa bukan hanya sekedar Pekerjaan tapi lebih dari itu ini merupakan pengabdian. Sehingga dalam pelaksanaannya siapapun yang terlibat dalam proses imfestasi generasi masa depan ini akan melakukan semua pekerjaannya atas dasar nurani dan anggilan jiwa nya bukan karena kepentingan mengumpulkan penghasilan dan dan kebutuhan dirinya saja. Sehingga uang tidak jadi ukuran utama dalam tugasnya.
Setelah ini kita akan bangga berteriak UN JUJUR SIAPA TAKUT ???

Ini hanyalah sebuah tulisan sederhana dari seorang pelaku pendidikan yang bukan siapa siapa dan bukan apa apa namun memimpikan riuhnya negeri ini dengan gemuruh para calon pengukir sejarah Emas Indonesia.. bukan karena rengking korupsinya, atau peringkat kolusinya . namun karena peringkat karakternya kualitas kejujurannya dan pasti berujung pada prestasi emasnya.
Jika ada analisa yang salah sangat wajarlah karena ditulis oleh jari yang sederhana dari seorang pemilik kepala yang sederhana pula...dan beginilah cara kami mencintai negeri ini...

Saatnya kita menorrehkan pendidikan yang membumi dan penuh arti
Bravo Pendidikan indonesia yang tanpa basa basi....

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ
"Maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan dan bohong adalah keraguan."

Dari balik heningnya jaman
Oleh : Dadan Hermawan. S.Pd.

KENAPA RAGU UNTUK JUJUR


(Saat kejujuran jadi Gunjingan)

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ. وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا

"Kamu harus selalu bersifat jujur, maka sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan membawa ke surga. Dan senantiasa seseorang bersifat jujur dan menjaqa kejujuran, sehingga ia ditulis di sisi Allah I sebagai orang yang jujur."

Demikian pula perkara pembohong yang terjatuh, sehingga ia dipatri dengan kebohongan.:

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ, وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

"Jauhilah kebohongan, maka sesungguhnya kebohongan membawa kepada kefasikan, dan sesungguhnya kefasikan membawa ke neraka. Senantiasa seseorang berbohong, dan mencari-cari kebohongan, sehingga ia ditulis di sisi Allah I sebagai pembohong."[i]


Demikianlah Alloh mengajari kita tentang makna kejujuran, berat namun memang itulah harga yang harus di bayar bagi yang tak merelakan dirinya dijilati api neraka, dan kejujuran itu sungguh mahal sehingga karena mahalnya hanya orang yang mempu membelinya saja yang akan memilikinya..  kejujuran itu berat namun bukan tak mungkin untuk memikulnya dan seharusnyalah weberat apapun kita mengusahakannya karena disanalah pangkal segala kebaikan dan pangkal segala maksiat yang lainnya.. ingatlah ketika Rosululloh menyuruh seseorang yang terbiasa bermaksiat lalu tumbuh keinginan berniat berbuat baik, maka rosululloh tak lantas menyuruhnya shalat dan lain sebagainya namun Rosululloh cukup dengan menyuruhnya untuk jujur saja.

Selain itu Kejujuran membawa pelakunya bersikap berani, karena ia kokoh tidak lentur, dan karena ia berpegang teguh tidak ragu-ragu. Karena itu disebutkan dalam salah satu definisi jujur adalah: berkata benar di tempat yang membinasakan.[i]  Dan al-Junaidi rahimahullah mengungkapkan hal itu dengan ucapannya: Hakekat jujur adalah bahwa engkau jujur di tempat yang tidak bisa menyelamatkan engkau darinya kecuali bohong.'[i]

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَالْكَذِبَ رِيْبَةٌ

"Maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan dan bohong adalah keraguan."

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لا َيُؤْمِنُونَ بِئَايَاتِ اللهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ 

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (QS. An-Nahl :105) 

Di akhir jaman... semua akan terbalik, kajujuran jadi hal yang aneh bahkan gunjingan, dan hal yang layak digunjing jadi hal biasa bahkan seperti kebaikan . mungkin inilah yang pernah di pesankan oleh Rosululloh SAW...


Rasulullah saw. bersabda;
"Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu." {HR.Muslim} Dan dalam hadits lain, Rasulullah saw. memberikan kabar gembira kepada kaum

Muslimin yang senantiasa bersabar dalam menghadapi godaan dan rayuan kehidupan yang dapat memalingkan dirinya dari Islam,
Rasulullah saw. bersabda;

"Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, 'Hai Rasulullah, apakah itu pahala lima puluh diantara mereka?' Rasulullah saw. menjawab, 'Bahkan lima puluh orang diantara kalian (para sahabat)'." {HR. Abu Dawud} 


Saudaraku... Kejujuran bukan karena Alasan... tapi kejujuran adalah Nurani

SEPERTI LANGIT MALAM INI...

Haripun berganti... satu demi satu bersembunyi, mentari yang tadi unjuk diri kini melipat dalam sepi, kegaduhan yang tadi memenuhi ruang ruang hidup kini sepi ditelan keheningan yang menepi, dan semuanya berganti menuliskan cerita yang berbeda di balik langit malam ini..
Sesaat ku toleh angkasa yang terdiam hening dan tetap bungkam menyembunyikan semua keriuhan yang telah panjang melenakan, menelan semua keributan yang tak pernah henti menghiasi kisah-kisah perjalanan panjang yang terus saja berganti walau kadang masih tetap tak mengubah diri. Semua berulang dan berulang lagi... bahkan mungkin esok pun semua kembali terjadi dan terulang lagi...... riuh, gaduh, bergemuruh diantara cita cita yang terkadang hingga mengubah warna menjadi pigura rasa, dan disanalah terkadang kita semua terpenjara...
Terpenjara pada rasa, terbelenggu pada gejolak kalbu, terikat pada pilar-pilar jeruji hati, dan tak sedikit yang terlipat diantara kuatnya dinding  dinding kerangkeng ambisi, obsesi, dan setumpuk agenda memaksa menggenggam mentari hingga akhirnya terpaksa harus lupa diri.
Dan kini Semua di telan kelamnya Langit malam ini,....
Tak ada lagi keriuhan..... semua berganti nyanyian khas pengiring hening, dan gemuruhpun sesaat hanya tinggal kenangan... mereka terlelap riuh dan bergemurung dalam mimpi... tak ada lagi yang hilir mudik berjalan dan berlari memunguti keangkuhan diri, kebesaran ambisi, tahta obsesi dan istana-istana palsu duniawi. Semua tenaang senyaaap dan sepi dalam mimpi, dan hanya sedikit saja yang masih lupa mengunci diri dan tetap melupakan indahnya malam dalam keheningan..
SEPERTI LANGIT MALAM INI...
Begitulah seharusnya kita mengajari diri.. menasihati hati... dan mengingatkan setiap bagian jiwa dan rasa... bahwa terkadang semuanya harus tersimpan dan tersembunyikan, agar setidaknya kita tahu terkadang betapa bergemuruh suaranya, betapa riuh gerakannya , betapa gaduh detak degupannya. Hingga akhirnya kita tahu kapan seharusnya kita simpan dan kapan kita lepaskan... agar kita benar benar paham betapa indahnya keheningan ini.........
SEPERTI LANGIT MALAM INI...
Begitulah seharusnya kita memaknai semuanya... makna pergantian, makna pergiliran, makna penantian dan perjumpaan, makna pengejaran dan penangkapan, makna penggalian dan pencabutan, makna pemburuan dan penggenggaman... hingga akhirnya kita benar benar paham jika indahnya mentari pagi hanya kita dapati di ujung pergantian kerlipan terakhir bintang malam ini..
SEPERTI LANGIT MALAM INI...
Yang sejenak menenggelamkan semuanya dalam ruang kaca , sejenak menyimpannya dalam kotak bening raksasa, agar kita yang berdiri di sini sejenak dapat saksikan sekilas kabar kandas usianya, kabar rentasan sisa waktunya, dan kabar sisa kesempatannya... hingga esok kita mengerti keriuhan apa yang seharusnya kita ukir lagi..

__________________ Rindu tanpa gemuruh di Hening langit Kalbu... 9042012 _____________________________________________

BETAPA RESAHNYA AKU MALAM INI..


Langit malam ini tampak gemerlap dihiasi letupan warna warni kebang api disana sini, tak terkecuali di tempatku ini. Suara letusannya menggelegar menggetarkan angkasa bahkan memecah hening dan kelamnya kegelapan malam, ada mimpi mimpi yang pecah bersama pecahnya luncuran petasan yg memercikan pelangi bunga api yg bertaburan menyatu bersama gemuruh suara kendaraan yg tak jua berkesudahan..Semua tampak terlarut dalam kemeriahan semua tampak terlena dalam keriuhan hingga semuanya mulai melupkan… melupakan apapun yang pernah singgah dalam ingatan…
Dan malam ini ..ku ingin jadi bagian saudaraku yang sedang berdiri disudut lain dalam sepi.. ku ingin menatap nanar mata saudaraku yang hanya bias menatap keriuhan itu bersama elusan dada… saudaraku yang menyembunyikan raganya di antara trotoar dan kolong kolong jembatan kota.. saudaraku yg tenggelam diantara kemeriahan dan tetap menyusuri panjangnya malam tuk memunguti sisa sisa makanan dan kemeriahan walau hanya tuk menghilangkan rasa lapar agar nanti sejenak bisa merajut bermimpi… saudaraku yang tak lagi bias tertawa bersama letupan petasan dan canda keluarga karena hanya tinggal sebatang kara dan tak lagi berani menatap angkasa karena baginy semua telah sama tak ada lagi pelangi angkasa yg tersisa.. saudaraku yg mencoba meghibur diri bersama tumpukan harapan dan mimpi yg kadang tak berani lagi tuk dihampiri dan membiarkannya tergeletak di antara trotoar trotoar jalanan yang setia menemaninya setiap hari…
Andai saja kemeriahan itu kita sulap menjadi tanda kasih untuk mereka agar sejenak bias bermimpi mungkin malam ini kan benar benar milik seluruh bangsa di negeri ini..  
Andai saja berliter liter BBM malam ini kita tukar dengan kehangatan untuk mereka agar sejenak melupakan dinginnya malam dan sepinya lintasan kehidupan, mungkin malam ini benar-benar milik seluruh bangsa ini…
Andai jika harga panggung-panggung hiburan dan bayaran biduwan-biduwan itu malam ini kita berikan pada mereka agar sejenak bias melupakan tetesan air mata dan keringatnya yg tlah lama menjadi teman setianya, , mungkin malam ini benar-benar milik seluruh bangsa ini…
Andai saja do’a do’a kita kita bagikan untuk mereka malam ini agar esok mereka tak lagi menyabangi ngerinya kesepian dan kelamnya kesendirian , mungkin malam ini benar-benar milik seluruh bangsa ini…
Saudaraku…

 BETAPA RESAHNYA AKU MALAM INI… mengingatmu yang masih menyusuri sisa sisa keriuhan ini tuk punguti sisa sisa rizki walau hanya tuk mengusir lapar dari senja hari dan tuk menyambung mimpi yang tak jua kau nikmati…

 _________31122011_ Resah Diantara Gemuruh Yang Tak Kupahami.___________

BIROKRASI PASAR GELAP (Black Market bureaucracy)

Pernah mendengar Istilah Black Market ? ya itulah system pasar gelap, system transaksi yang diawali oleh kegelapan dan dilakukan di tempat gelap serta oleh banyak orang – orang gelap, singkatnya gelap- gelapan. Dan di negeri ini kita tak terlalu susah untuk menemukan penomena ini, bahkan mungkin kita sendiri telah menjadi salah satu pemeran yang pernah andil bagian dan member napas bantuan hingga system ini teramat susah dimatikan.

Hampir semua jenis transaksi barang di negeri ini memberikan kita tempat untuk melakukan kegelapan , bahkan yang paling mengerikan lagi, system yang mengatur tata hidup di negeri inipun telah di jajakan dengan ramainya dalam etalase Birokrasi yang persis bahkan benar-benar sama jadi Birokrasi Pasar gelap.
Pernahkah kita dipaksa untuk mengeluarkan uang yang hanya itu – itu nya yang kita miliki untuk mempermudah kita mendapatkan hak layanan Birokrasi ????? membuat KTP ? Membuat SIM ? Membuat surat keterangan ? Mengajukan Mutasi Pekerjaan ? bahkan hanya untuk Membuat Kartu Pengangguran sekalipun ? serta setumpuk hal sejenis ini lainnya?? banyak jawabannya yang “YA”….. apakah transaksinya diakuakn diatas kuitansi resmi bermaterai ? Apakah harga Trnsaksinya sesuai dengan standar harga layanan yang terundangkan ? mayoritas dari anda akan menjawab “TIDAK” …. Nah itulah salah satu identits Birokrasi Pasar Gelap. Birokrasi yang memaksa kita kembali membeli hak kita sendiri dan membayar kembali para pelayan pekerjaan yang sudah dibayar.

Panjangnya proses selalu menjadi alasan yang menuntut kita untuk terpaksa membeli pemendekannya, ketiadaan pemilik tanda legalitas selalu menjadi alasan yang kita dapatkan untuk terpaksa membeli keberadaannya, deretan panjang antrian pemohon yang menebalkan tumpukan antrian surat permohonan itulah yang selalu jadi alasan yang kita dapatkan dan memaksa kita hingga akhirnya harus membeli penipisannya…. Bukankah negeri ini milik kita ? bukankah pelayan negeri ini dibayar oleh kita ? bukankah mereka ditetesi nafas kehidupannya dan keluarganya oleh tetesan keringat kita ? lantas kenapa akhirnya kita pula yang harus membeli kembali tetesan keringat mereka yang bahkan tak harus menetes karena tak pernah dilelahkan oleh urusan kita … Beginilah Birokrasi Pasar Gelap… Semua mudah selesai namun tak juga pernah bisa di selesaikan karena semuanya dibirkan dalam kegelapan…
Bukan pasarnya yang salah namun para pelaku itulah yang telah buta dan tuli hingga mereka jadi bodoh untuk menterjemahkan semua peraturan menjadi pelacuran dan kehinaan.

Harus ada yang menyalakan obor itu dan segera membakar mata rantai kegelapan ini agar semua manusia buta itu mendapatkan cahaya dan kembali bisa memelototi sisa jejak kebodohannya hingga ia akan gemetar karena akan kembali teringat suatu saat nanti akan menghadapi ketirnya penghisaban. Harus ada yang berdiri dan berteriak lantang mengingatkan semua hantu dan dedemit di kegelapan itu agar mereka tersadar jika mereka bukanlah pemilik kegelapan karena masih ada cahaya yang bisa menyirnakan dan melenyapkan wujud kelam dan bau busuk kehadirannya. Dan yang paling penting agar anak cucu kita tak pernah merasakan susahnya berjalan di kegelapan atau bahkan jangan sampai pernah mendengar hantu penghisap darah dan keringat yang bernama Birokrasi pasar Gelap. Mari kita tagih pertanggungjawabannya pada para pemegang kebijakan yang memiliki tongkat-tongkat sakti yang sebenarnya bisa mereka gunakan untuk memberikan cahaya yang melenyapkan kegelapan ini. Karena jika saja tongkat itu masih mereka miliki namun tak jua mampu meberikan arti lantas apa artinya Demokrasi ini ????


--------------------------------------------------- ARamadhan, 7 Agustus 2011---------------------------------------------------------
----------- Suara hati dari dasar bumi karena tak sudi menginjakan kaki di atas permukaan bumi yang gelap ini…… ---- ---

RUMUS & CONTOH HITUNGAN ZAKAT FITRAH, MAL DAN PROFESI

Seorang muslim yang mampu dalam ekonomi wajib membayar sebagian harta yang dimiliki kepada orang-orang yang berhak menerimanya baik melalui panitia zakat maupun didistribusikan secara langsung / sendiri. Hukum zakat adalah wajib bila mampu secara finansial dan telah mencapai batas minimal bayar zakat atau yang disebut nisab.
Berikut  rumus dan contoh untuk pembayaran zakat fitrah, zakat mal atau zakat harta kekayaan dan zakat profesi dari penghasilan yang didapat dari pekerjaan yang dilakoni.
A. Rumus Perhitungan Zakat Fitrah
Zakat Fitrah Perorang = 3,5 x harga beras di pasaran perliter
Contoh : Harga beras atau makanan pokok lokal yang biasa kita makan dan layak konsumsi di pasar rata-rata harganya Rp. 10.000,- maka zakat fitra yang harus dibayar setiap orang mampu adalah sebesar Rp. 35.000,-
Kalau menghitung dari segi berat pengalinya adalah 2,5 x harga beras atau bahan makanan pokok lokal perkilogram.
B. Rumus Perhitungan Zakat Profesi / Pekerjaan
Zakat Profesi = 2,5% x (Penghasilan Total - Pembayaran Hutang / Cicilan)
Menghitung Nisab Zakat Profesi = 520 x harga beras pasaran perkg
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Profesi :
Jika Bang Jarwo punya gaji 2 juta perbulan dan penghasilan tambahan dari kios jualan pulsa dan perdana sebesar 8 juta perbulan maka total penghasilan Bang Jarwo sebesar 10 juta tiap bulan. Bang Jarwo membayar cicilan kredit apartemen tidak bersubsidi pemerintah sebesar 5 juta perbulan.
Harga beras sekilo yang biasa dikonsumsi yaitu sekitar Rp. 8.000,- per kilogram, sehingga nisab zakatnya adalah Rp. 4.160.000,-. Karena Bang Jarwo penghasilan bersihnya 5 juta dan ada di atas nisab, maka Bang Jarwo harus bayar zakat profesi sebesar Rp. 5 juta x 2,5% = Rp. 125.000,- di bulan itu. Untuk bulan selanjutnya dihitung kembali sesuai situasi dan kondisi yang ada.
Zakat profesi memang jadi perdebatan karena tidak ada dalil yang mengena. Di kantor pemerintah umumnya setiap penghasilan otomatis dipotong 2,5% (penuh) untuk zakat profesi. Dengan begitu institusi resmi (ulama) Agama Islam di Indonesia berarti belum mengeluarkan fatwa haram untuk zakat profesi artinya bukan bid'ah. Jika anda tidak sependapat maka sebaiknya ikhlaskan saja dan anggap itu sebagai amal sodakoh anda atau tidak mengeluarkan zakat profesi tetapi membayar zakat mal.
C. Menghitung Zakat Maal / Harta Kekayaan
Zakat Maal = 2,5% x Jumlah Harta Yang Tersimpan Selama 1 Tahun (tabungan dan investasi)
Menghitung Nisab Zakat Mal = 85 x harga emas pasaran per gram
Contoh Perhitungan Dalam Zakat Maal Harta:
Nyonya Upit Marupit punya tabungan di Bank Napi 100 juta rupiah, deposito sebesar 200 juta rupiah, rumah rumah kedua yang dikontrakkan senilai 500 juta rupiah dan emas perak senilai 200 juta. Total harta yakni 1 milyar rupiah. Semua harta sudah dimiliki sejak satu tahun yang lalu.
Jika harga 1 gram emas sebesar Rp. 250.000,- maka batas nisab zakat maal adalah Rp. 21.250.000,-. Karena harta Nyonya Upit Marupit lebih dari limit nisab, maka ia harus membayar zakat mall sebesar Rp. 1 milyar x 2,5% = 25 juta rupiah per tahun.
Harta yang wajib dibayarkan zakat mal / zakat harta :
 Emas, perak, uang simpanan, hasil pertanian, binatang ternak, benda usaha (uang, barang dagangan, alat usaha yang menghasilkan) dan harta temuan.
Perhitungan untuk hasil pertanian, peternakan, dan harta temuan ada ketentuan yang berbeda dalam hal nisab maupun besaran zakatnya. Ada juga buku yang berpendapat nisab emas adalah 93,6 gram dan perak 672 gr. Untuk lebih mudah bisa kita konversi ke rupiah dulu.

Sumber : web organisasi.org
 oleh Dadan Hermawan (Catatan) pada 3 Agustus 2011 pukul 12:40

IZINKAN AKU MENEMANI SENJAMU.....


Sesaat mari menatap ikhlas wajah kita pada cermin kejujuran dan penaka kesadaran…tak terasa usia kita kian beranajak dan mengajak untuk terus bersiap serta menepi di kali sunyi takdir diri atau lembah curam kisah yg tak berulang. Seperti menepinya mentari di senja hari namun tak kan kembali dapati pagi, seperti berakhirnya ranting ranting kering yang berserakan di tanah kering berhamburan dan hamparan rerumputan yang tak kan kembali temukan dahan dan dedaunan.. namun masih saja kita sempat terlena oleh rona angkasa yg indah berbalut warna pelangi senja… rasanya masih saja kita menyangka jika semua seperti tak kan menapi dan berakhir . padahal berkali – kali kita didatangi pelajaran tentang heningnya kisah kematian.. dan kini kita dapati jika semuanya mungkin sejenak lagi kan berakhir sudah… Saudaraku..semuanya akan berubah dan berakhir di akhir kisah yang entah sisakan apa ???
Semua yang ada pada kita hanya semilir angin yang datang hinggap dan pergi tanpa bisa kita tahan dan hentikan.. hanya sebuah sentuhan makna yang kan mampu tinggalkan cerita atau jadi jalan panjang menuju taman keabadian.
Sejenak lagi senja kan datang dan kita kembali di ingatkan bahwa malam kan jadi pengakhiran… jika esok hari kita kembali dapati mentari itu hanya sebuah kasih sayang , dan kita masih kembai diberi kesempatan untuk terus tersadar bahwa hidup ini harus kita akhiri dengan tumpukan arti yg tiada henti….
Saat ini ku ajak dalam hening cermin ini mari kita berjanji dan kian yakini bahwa kita ingin mengukir lukisan penuh arti diakhir kisah ini….

  9 Juni 2011 pukul 21:36

SENJA INI... Ku ajak Kalian Menemui Hati


Sejenak istirahat dari lelahnya susuri amanah kehidupan hari ini.. terlentang di hamparan sisa tikar perjalanan, menjelang ashar rasanya sejenak lagi kita harus bersiap menapaki senja hari, seperti senjanya usia kita ini, tadi pagi semua telah kita lalui walau kadang kita lupa diri dan merasa seperti tak akan pernah mati, hingga hampir setiap langkah kaki tak kita perdulikan lagi walau teramat sering kita hampir terhenti di persinggahan-persinggahan penuh duri hanya karena tampak seperti bunga melati...eummh...apakah magrib nanti kita kan mampu hampiri setelah butiran debu ini hampir memenuhi... dan datang setelah bekal ini memadai ??? walau resah namun kitak tak kan pernah bisa berhenti namun kita bisa menata diri hati dan langkah kaki, masih ada senja sebelum malam hari... masih ada lembayung sebelum langit kelam menyambangi... sisa kisah ini masih tetap bisa kita hiasi bersama taubat tiada henti dan tusiran-tusiran karya indah di cinta illahi. kita patut berbesar hati jika senja ini masih jua di beri kesadaran hati dari kelalaian ini...mudah2an kita akhiri semua ini dalam khusunya hati dan kita berjanji tuk berkumpul di jannah nanti.. yu kita berjanji..




bersanding bersama alam....... memaknai keheningan...

8 Februari 2011 pukul 15:20

AKU,KAMU dan RAMADHAN...


Senja  itu kudapati anggunmu diantara rekahnya bunga ditaman waktu, menenggelamkanku dalam kidung sahdu.
Senja itu kau halus dan lirih menyapaku... "Aby.. ramadhan ini kan segera berlalu, lantas bagaimana dengan tumpukan noda dan lembaran dosa kita ....?"
Perlahan  ku coba menjawab pertanyaanmu itu.."Entahlah umy.... entahlah...!!! rasanya  terlalu banyak luka yang ku torehkan dan terlalu banyak tetesan air mata yang ku tumpahkan.. takutku kalau saja kau pun tak lagi memaafkanku... lantas bagaimana aku hadapan tuhanku...?“  terdiamku di antara tatapan matamu,perlahan kau  pegang kedua tanganku, dan... kau genggam jari jemariku bersama alunan taubatku.. dan jawabmu sahdu .”Aby... jika begitu, apalagi denganku...  sering ku lalai membahagiakanmu... teramat banyak ku melupakan kebaikanmu.. mungkin, sorga itu tak lagi sudi menghampiriku nanti andai saja kau tak bermurah hati tuk mengampuni segala hilafku ini ...”
Kuraih dirimu, kudekap erat  dalam anganku... lirih kubisikan kata penuh iba padamu... “Umi... maafkalah aku... maafkan semua khilaf dan torehan belatiku pada hati saljumu itu, layak, dan kau layak merasakan lembutnya sapaan jannah indah disana...“
Dan kamipun tenggelam dalam bulir-bulir permata pelepas resah didada.. ingin ku mengukir indah istana untukmu di singgasana hatiku.. sungguh kau torehkan kisah indah di senja Ramadhanku, dan kita tetap disana diantara AKU,KAMU dan RAMADHAN...

 pada 27 Agustus 2010 pukul 8:46

MERDEKAAA atau MERDEKAAA....???

Pagi ini kusambangi kain-kain berwarna warni disana sini bertengger diantara pagar-pagar rumah dan pinggiran jalan yang riuh diterpa hembusan angin jalan. Gapura pun berjajar diatas gang-gang tegak bertuliskan kata-kata yang khas tampak gemerlap dan cukup tampak semarak walau tak semerbak cerita tahun '45, tanya saja pada anak-anak kecil yang berseragam bendera pasti mereka dapat segera menerka kalau hari ini hari kemerdekaan.
Hari yang  65 tahun yang lalu benar-benar terasa menjadi hari yang penuh suka cita dan rasa lega di dada karena penderitaan yang beratus tahun tlah mengungkung akhirnya enyah pula, pekik takbir dan teriakan "MERDEKA" hampir selalu menggema dimana –mana karena semua penghuni negeri ini benar-benar merasakan aroma wewangi dan harumnya kemerdekaan. Walau mereka tak sempat untuk berpkir menggelar balapan karung atau lomba panjat pinang namun dada mereka benar-benar lepas mengangkasa seperti burung-burung yang terlepas dari sangkar yang tlah mengurungnya bertahun-tahun lamanya.
Lantas....... apa yang tersisa di dada-dada kita kini ? apa yang ada di rasa-rasa kita sekarang ? masihkah makna MERDEKA itu ada dan singgah pada rasa penduduk-penduduk negeri ini ? di penghuni rumah – rumah di bantaran kali ? dipenjaja makanan di trotoar-trotoar jalanan ? di hari hari anak anak yatim penghias perempatan-perempatan kota ? pada mereka yang setiap hari bertemankan terik mentari dan malam beratapkan kerlip bintang yang slalu saja muram ? pada mereka yang terus berlari mengejar hak hak sebagai anak negeri walau hanya untuk sesuap nasi dan sekeping bunyi gemercing koin koin kecil ? semua terpinggirkan dan tak lagi mengusik hati hati yang hampir tlah mati di kursi kursi pelalai hati. Bagi mereka JANGANKAN MASA DEPAN, UNTUK HARI INI SAJA MEREKA TAK LAGI PUNYA PILIHAN walau hanya untuk sekedar hidup yang wajar.
Sejenak ku terdiam dan kembali termenung pada gumpalan rasa heran nan amat  dalam... maih saja kudapati pemandangan aneh yang tak jua beranjak dari negeri ini.. tampak jelas pada rakyat pas-pasan yang teramat panjang rentangnya dengan rakyat jutawan pembuang harta – harta mubahnya. Amat nyata tampak pada pengapnya bus kota karena sesaknya para penumpang yang bergelayutan sementara disampingnya berlalu tampa malu kendaraan wah yang hanya ditumpangi dua penumpang dengan siulan... atau gemerlap gedung-gedug mewah dengan segala hingar bingarnya diantara gubuk-gubuk kumuh reyot yang berserakan dan selalu dihantui penggusuran... atau para hartawan yang menghabiskan jutaan dolarnya hanya untuk sarapan sementara di belakang mereka bertebaran raga raga fakir yang memunguti recehan kecil hingga menembus malam nan sunyi....
Tanyakan pada mereka... kemerdekaan apa yang tlah menentramkan nafasnya ? kemerdekaan apa yang tlah menenagkan rasanya ? kalau saja untuk selembar kartu identitas anak negeri mereka tak mampu membeli..... salahkah jika kini ku kembali bertanya dimana KEMERDEKAAN anak negeri ini ? yang ku tau kemerdekaan itu baru ada pada dinding dinding tinggi yang tak pernah sunyi namun tak jua didapati oleh banyaknya anak negeri, dan mereka hanya mengeja hari – hari sepi bersama tetesan peluh dan air mata nestapa sembari menanti saat azalnya tiba....
Bukan tak ada Empati penguasa negeri ini namun sayang masih lebih teramat banyak berkeliaran dengan senyuman para pencuri yang tak punya hati... karena mereka mencuri dari tetesan air mata jiwa jiwa nestapa negeri sendiri...
Pedih rasanya hati ini untuk berteriak lantang "MERDEKA".. sakit rasanya rasa ini untuk bersuka cita pada riuhnya kata MERDEKA yang mulai tinggalkan makna – makna jiwa... bukan ku tak tau arti Merdeka namun ku masih mengerti rintihan sunyi di balik mimpi mimpi yang tak lagi kembali pada tetesan-tetesan air mata sepi nan menguliti hati. Dan yang membuat kami masih berdiri hanya karena memiliki makna kemerdekaan hati yang berbeda dari para penggenggam negeri yang kebanyakan tak lagi tau diri hingga mereka yg masih saja tegar bersama mentari walau penuh duri.
Dan kuajak engkau para penghuni negeri yang masih berhati nurani, yang masih berasa dan tak mati rasa karena limpahan dunia... Mari kita Kembali Bebaskan Negeri Ini dari para pencuri harga diri dan nurani... Agar kita Bisa kembali Pekikan Takbir Dan Kata MERDEKA dengan Bangga...
Sengaja tak ku urai semua agar anda dapat berbagi cerita....... dan mereka kembali membuka jiwa bahwa kita masih ada... bahwa kita masih menghuni negeri ercinta ini..
NEGERIKU .... AKU MENCINTAIMU... M E R D E K A.... Allohuakbaar.....................................................

___________________ Suara Hati di bawah Kibaran Merah Putih yang kian sunyi_____________
___________________________Dadan colection 17082010 ___________________________