Selasa, 04 Juni 2013

GURU AMANAH BERGAJI BERKAH


Guru adalah jabatan yang luar biasa mulianya, karena profesi guru bukan hanya pekerjaan mengasuh anak-anak namun juga mentrasfer limpahan ilmu serta sekeluit perangkatnya yang menentukan masa depan generasi bumi ini. Dan guru inilah profesi yang juga mulia di pandangan kaca mata agama.
Dan saat ini, guru selain mulia dari segi aktifitasnya juga di dukung oleh gaji dan penghasilan yang kian membaik, gaji yang sudah kian memenuhi kebutuhan, tunjangan keluarga dan kesehatan serta perumahan, ditambah kini dikeluarkan kebijakan yang memberikan peluang sangat terbuka bagi guru untuk menunjukan ke profesionalannya dan di apresiasi oleh peerintah dengan keluar pula tunjangan Profesionalisme berupa Tunjangan sertifikasi, namun Bukan itu yang akan kita bicarakan di sini tapi bagaimana agar semua yang kita dapat ini dapat kita syukuri dengan tepat dan melahirkan keberkahan.
Merasa Kurang mungkin itu manusiawi, karena memang dunia selalu mewariskan rasa kekurangan bagi yang tak memahami cara menggenggamnya, karena dunia seperti pasir yang kian di genggam kian berjatuhan atau seperti meneguk air laut makin di teguk makin hasulah peneguknya. namun jangan sampe kita kehilangan berkah, karena berkah inilah yang menentukan gaji kita akan terasa cukup atau terus terasa kurang.
Betapa beruntungnya jika kita ditakdirkan menjadi guru yang PNS, karena kita diberikan kesempatan oleh Alloh untuk berbagi ilmu, ber-amarma’ruf nahyi munkar dan dapat gaji lagi. Pantaslah jika kita mengurai Syukur dari setiap aktivitas keguruan kita. Karena selain untuk mengundang rizky-rizky yang lainnya, syukur kita pun menjadi sarana keberkahan dari setiap aktivitas kita.
Salah satu cara terbaik dari ungkapan dan implementasi syukur kita adalah dengan melaksanakan tugas keguruan kita dengan maksimal.
Gaji kita adalah bayaran yang kita dapat dari pekerjaan yang ditugaskan kepada kita, artinya setelah kita menerima gaji saat itulah tanggung jawab mencurahkan tenaga dan pikiran kita untuk tugas kita ada di pundak pundak kita. tak ada alasan untuk mengelaknya karena hak kita atas pekerjaan itu sudah kita dapatkan, soal cukup atau tidak bukan ukuran untuk kita meninggalkan tugas itu karena kita telah menyepakatinya sebelumnya.
Tugas Guru bukan hanya mengajar di kelas namun seluruh aktivitas yang bersinergi dan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas menjadi tanggungjawabnya. Dan semua itulah konsekwensi dari bayaran yang kita dapatkan. Lantas bagai mana caranya agar gaji yang kita dapatkan sebagai guru ini menjadi lebih berkah ??
  1. Mari kembali revisi niat kita , sebagai bagian dari profesi yang mulai dan agar kemuliaannya kian mulia maka pantaslah jika kita menjadikan mengajar bukan hanya sebuah pekerjaan namun lebih dari itu adalah sebuah PENGABDIAN. Sehingga dengan niatan seperti ini maka apapun aktivitas mengajar yang kita lakukan tidak hanya diukur dari pendapatan yang kita dapatkan tapi akan didasari oleh tanggungjawab dan rasa kasih sayang. Apapun aktivitas keguruan kita tidak diukur dari uang transfort, honor dan uang jalan yang kita dapatkan namun didasari rasa tanggungjawab atas gaji yang telah kita dapatkan, apalagi memaksakan mengambil hak yang lain untuk menambah bayaran pekerjaan kita. Dan sebaik – baik niat adalah niat karena Alloh SWT.
  2. Totalitas ,  perlu totapitas untuk sebuah tanggungjawab, ada kesungguhan yang harus ditumbuhkan dalam setiap aktivitas kita, sungguh sungguh mempersiapkan bahan ajar, sungguh sungguh menyampaikan materi ajar, sungguh sungguh mengevaluasi kegiatan belajar, sungguh sungguh memanagerial tempat belajar dan sungguh-sungguh berpikir bagaimana meningkatkan kualitas pelajaran, dimanapun kita di posisikan disitulah kita berikan totalitas yg kita miliki..
  3. Ikhlas, Mengajar perlu keikhlasan karena mengajar bukan hanya aktivitas pisik namun juga aktivitas hati. Mengajar adalah upaya untuk menyentuh hati, dan hati hanya dapat di sentuh oleh hati. Sehingga saat mengajar bibutuhkan peran-peran hati bukan hanya sekedar menyampaikan pelajaran apalagi jika hanya menunaikan tugas alakadarnya.
  4.  Belajar, Menjadi guru bukan berarti akhir dari sebuah pelajaran, karena sesungguhnya gurulah profesi yang terus menuntut pengembannya mengembangkan diri, meng update informasi dan pengetahuan-pengetahuan yang juga terus berkembang. Jika guru sudah tak mau belajar maka berakhirlah ia.
  5. Profesional , kini guru sudah menjadi jabatan profesional dan ini menuntut kerja – kerja yang juga profesional, tanggungjawab, serius, terbuka, semangat melayani, jujur, transfaran, akuntable, dan proforsional.
  6. Jujur, mengajar juga bagian dari amanah yang akan kita pertanggungjawaban dihadapan orang tua siswa juga di hadapan Alloh SWT, sehingga dalam praktek-praktek keguruan kita harus senantiasa menjungjugn kejujuran, jangan takut untuk menolak kecurangan, mengatakan tidak pada manipulasi dan bangga dengan keadaan kita. bangun suasana kompetisi yang sehat dan bijaksana, bangun pula suasana kerja yang nyaman dan sinergis. Karena tanggungjawab seorang guru bukan hanya mentransfer pengetahuan namun juga memberikan qudwah/tauladan pada peserta didik dan masyarakat. Bagaimana seorang layak di sebut guru jika tutur kata dan tingkah lakunya memperlihatkan sikap dan tingkahlaku yang tak pantas untuk di tauadani. Terbuka mendapat kritik namun juga bukan hanya sebagaipengkritik, berani menyampaikan ide dan gagasan dan tidak anti gagasan.
Mari kita bersama – sama belajar menjdi guru yang bertanggung jawab atas semua yang telah kita dapatkan bukan hanya menuntut yang bukan hak kita serta melaksanakan tugas alakadarnya. Karena GAJI kita butuh berkah dan pertanggungjawaban...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar