Selasa, 04 Juni 2013

MERDEKAAA atau MERDEKAAA....???

Pagi ini kusambangi kain-kain berwarna warni disana sini bertengger diantara pagar-pagar rumah dan pinggiran jalan yang riuh diterpa hembusan angin jalan. Gapura pun berjajar diatas gang-gang tegak bertuliskan kata-kata yang khas tampak gemerlap dan cukup tampak semarak walau tak semerbak cerita tahun '45, tanya saja pada anak-anak kecil yang berseragam bendera pasti mereka dapat segera menerka kalau hari ini hari kemerdekaan.
Hari yang  65 tahun yang lalu benar-benar terasa menjadi hari yang penuh suka cita dan rasa lega di dada karena penderitaan yang beratus tahun tlah mengungkung akhirnya enyah pula, pekik takbir dan teriakan "MERDEKA" hampir selalu menggema dimana –mana karena semua penghuni negeri ini benar-benar merasakan aroma wewangi dan harumnya kemerdekaan. Walau mereka tak sempat untuk berpkir menggelar balapan karung atau lomba panjat pinang namun dada mereka benar-benar lepas mengangkasa seperti burung-burung yang terlepas dari sangkar yang tlah mengurungnya bertahun-tahun lamanya.
Lantas....... apa yang tersisa di dada-dada kita kini ? apa yang ada di rasa-rasa kita sekarang ? masihkah makna MERDEKA itu ada dan singgah pada rasa penduduk-penduduk negeri ini ? di penghuni rumah – rumah di bantaran kali ? dipenjaja makanan di trotoar-trotoar jalanan ? di hari hari anak anak yatim penghias perempatan-perempatan kota ? pada mereka yang setiap hari bertemankan terik mentari dan malam beratapkan kerlip bintang yang slalu saja muram ? pada mereka yang terus berlari mengejar hak hak sebagai anak negeri walau hanya untuk sesuap nasi dan sekeping bunyi gemercing koin koin kecil ? semua terpinggirkan dan tak lagi mengusik hati hati yang hampir tlah mati di kursi kursi pelalai hati. Bagi mereka JANGANKAN MASA DEPAN, UNTUK HARI INI SAJA MEREKA TAK LAGI PUNYA PILIHAN walau hanya untuk sekedar hidup yang wajar.
Sejenak ku terdiam dan kembali termenung pada gumpalan rasa heran nan amat  dalam... maih saja kudapati pemandangan aneh yang tak jua beranjak dari negeri ini.. tampak jelas pada rakyat pas-pasan yang teramat panjang rentangnya dengan rakyat jutawan pembuang harta – harta mubahnya. Amat nyata tampak pada pengapnya bus kota karena sesaknya para penumpang yang bergelayutan sementara disampingnya berlalu tampa malu kendaraan wah yang hanya ditumpangi dua penumpang dengan siulan... atau gemerlap gedung-gedug mewah dengan segala hingar bingarnya diantara gubuk-gubuk kumuh reyot yang berserakan dan selalu dihantui penggusuran... atau para hartawan yang menghabiskan jutaan dolarnya hanya untuk sarapan sementara di belakang mereka bertebaran raga raga fakir yang memunguti recehan kecil hingga menembus malam nan sunyi....
Tanyakan pada mereka... kemerdekaan apa yang tlah menentramkan nafasnya ? kemerdekaan apa yang tlah menenagkan rasanya ? kalau saja untuk selembar kartu identitas anak negeri mereka tak mampu membeli..... salahkah jika kini ku kembali bertanya dimana KEMERDEKAAN anak negeri ini ? yang ku tau kemerdekaan itu baru ada pada dinding dinding tinggi yang tak pernah sunyi namun tak jua didapati oleh banyaknya anak negeri, dan mereka hanya mengeja hari – hari sepi bersama tetesan peluh dan air mata nestapa sembari menanti saat azalnya tiba....
Bukan tak ada Empati penguasa negeri ini namun sayang masih lebih teramat banyak berkeliaran dengan senyuman para pencuri yang tak punya hati... karena mereka mencuri dari tetesan air mata jiwa jiwa nestapa negeri sendiri...
Pedih rasanya hati ini untuk berteriak lantang "MERDEKA".. sakit rasanya rasa ini untuk bersuka cita pada riuhnya kata MERDEKA yang mulai tinggalkan makna – makna jiwa... bukan ku tak tau arti Merdeka namun ku masih mengerti rintihan sunyi di balik mimpi mimpi yang tak lagi kembali pada tetesan-tetesan air mata sepi nan menguliti hati. Dan yang membuat kami masih berdiri hanya karena memiliki makna kemerdekaan hati yang berbeda dari para penggenggam negeri yang kebanyakan tak lagi tau diri hingga mereka yg masih saja tegar bersama mentari walau penuh duri.
Dan kuajak engkau para penghuni negeri yang masih berhati nurani, yang masih berasa dan tak mati rasa karena limpahan dunia... Mari kita Kembali Bebaskan Negeri Ini dari para pencuri harga diri dan nurani... Agar kita Bisa kembali Pekikan Takbir Dan Kata MERDEKA dengan Bangga...
Sengaja tak ku urai semua agar anda dapat berbagi cerita....... dan mereka kembali membuka jiwa bahwa kita masih ada... bahwa kita masih menghuni negeri ercinta ini..
NEGERIKU .... AKU MENCINTAIMU... M E R D E K A.... Allohuakbaar.....................................................

___________________ Suara Hati di bawah Kibaran Merah Putih yang kian sunyi_____________
___________________________Dadan colection 17082010 ___________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar