Diantara bebatuan, menatap derai
air yang terjun dari bayangan langit hingga mengasap dan jatuh dalam
genangan... dan gemercik periak sahdu ketukan di bebatuan jadi hiasan gemuruh
lembut yang tak berkesudahan... semakin diam semakin terasa menusuk kalbu, kian
menukik kedasar hati hingga rasanya menyentuh ulu kalbu walau tak sempat ku
masukan tiap desiran alirannya di tempat itu ...
Selalu terpaku ... saat aku
terdiam diantara celoteh ranting pada dedaunan, selalu terhening saat aku
terhenti diantara desir nyanyian angin di dinding tanah dan bebatuan.. dan
semakin terpaku diantara kepingan-kepingan air dan tiap sentuhan ujung rindunya
yang selalu terasa beda diantara bagian manapun yang disambanginya dari diriku
, hatiku hingga hidupku ...
Lembar demi lembar dedaunan
kuning yang berserakan disepanjang lintasa air dan bebatuan seperti tumpukan
lembaran-lembaran kisah ku yang mungkin sebagian berserakan walau sebagain tlah
ku susun rapi agar saat nanti harus ku sambangi tak ada bagian yang tercecer
dan lupa jika harus kembali dikisahkan, atau setidaknya jika nanti aku mati
masih ada sisa kisah yang dapat di sambangi.. karena bisa jadi kisahkupun kan
berserakan dan sebagian hanyut dalam lembaran-lembaran dedaunan kering
menguning di sepanjang lintasan jaman..
Tak ada kidung merdu yang sempat
ku ukir diantara satu persinggahan taqdir ke persianggahan yang lainnya, namun
setidaknya aku pernah tau nyanyian terindah dari air dan bebatuan yang pernah
aku singgah di sana..
Dalam Rindu .... Curug Sadim, 20 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar