Senin, 21 Oktober 2013

KAU SELALU MEMELUKKU DALAM KESUNYIAN




Diantara bebatuan, menatap derai air yang terjun dari bayangan langit hingga mengasap dan jatuh dalam genangan... dan gemercik periak sahdu ketukan di bebatuan jadi hiasan gemuruh lembut yang tak berkesudahan... semakin diam semakin terasa menusuk kalbu, kian menukik kedasar hati hingga rasanya menyentuh ulu kalbu walau tak sempat ku masukan tiap desiran alirannya di tempat itu ...
Selalu terpaku ... saat aku terdiam diantara celoteh ranting pada dedaunan, selalu terhening saat aku terhenti diantara desir nyanyian angin di dinding tanah dan bebatuan.. dan semakin terpaku diantara kepingan-kepingan air dan tiap sentuhan ujung rindunya yang selalu terasa beda diantara bagian manapun yang disambanginya dari diriku , hatiku hingga hidupku ...
Lembar demi lembar dedaunan kuning yang berserakan disepanjang lintasa air dan bebatuan seperti tumpukan lembaran-lembaran kisah ku yang mungkin sebagian berserakan walau sebagain tlah ku susun rapi agar saat nanti harus ku sambangi tak ada bagian yang tercecer dan lupa jika harus kembali dikisahkan, atau setidaknya jika nanti aku mati masih ada sisa kisah yang dapat di sambangi.. karena bisa jadi kisahkupun kan berserakan dan sebagian hanyut dalam lembaran-lembaran dedaunan kering menguning di sepanjang lintasan jaman..
Tak ada kidung merdu yang sempat ku ukir diantara satu persinggahan taqdir ke persianggahan yang lainnya, namun setidaknya aku pernah tau nyanyian terindah dari air dan bebatuan yang pernah aku singgah di sana..

Dalam Rindu .... Curug Sadim, 20 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar