Senin, 02 Maret 2020

HARUSKAH GURU SELALU SALAH ?



Masih harus guru yang disalahkan atas semua tragedi pendidikan ?, mungkin iya ada guru yang lalai dan bersalah, namun mari kita lihat siapa penyumbang kesalahan yang paling besar dalam pendidikan? saya mau tanya,adakah sekolah/guru yang sengaja mengajarkan kriminalitas ? Adakah guru yang sengaja mengajarkan berbuat asusila dan amoral pada anak didiknya ? Sengaja menyusun kurikulum keburukan dan yang sejenisnya ?

Lantas lupakah kalian jika anak akan belajar kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja ? Selama mata mereka terbuka, telinga mereka mendengar, kulit mereka bisa merasa, selama mereka membuka mata mereka akan melewati proses pembelajaran. Sementara anak-anak itu hanya 30 % dari wakrunya bersama guru-gurunya di sekolah, 70 % bersama orang tua dan lingkungannya.

Sekarang saya tanya lagi, siapa yang memberi mereka handphone dan akses internet ? Siapa yang membiarkan mereka nonton TV dan tidak memilihkan jenis tontonannya di rumah? Siapa yang membiarkan mereka pulang pergi ke warnet/penyedia games on line dll? Siapa yang rajin mempertontonkan perkelahian ? Pertengkaran ? Kebohongan ? Kekerasan ? Tampilan sexualitas ? Siapa yang rajin memperdengarkan omongan kotor dan kasar ? Siapa yang mempertontonkan merokok bebas dan lain-lain ? SIAPA ? GURU KAH ? anda bisa menjawab sendiri...

Ingat...! Dalam pendidikan ada yang namanya tri matra pendidikan, pendidikan anak berlangsung di 3 tempat, 1. Di sekolah yang bertugas membekali anak dengan pengetahuan, 2. Di rumah yang bertugas membentuk karakter anak, dan 3. Di lingkungannya yang bertugas membentuk watak anak.

Hari ini, guru di paksa melahirkan generasi unggul dan berkualitas sendirian, mereka harus menanggung tugas semua pihak sementara pihak-pihak lain yang memiliki tugas yang sama melakukan hal sebaliknya yakni merusak anak-anak itu sendiri.

Tugas mendidik ada di pundak semua orang yang hidupnya ada di lingkungan anak-anak. Tugas orang tua, tugas masyarakat, tugas lsm, tugas parpol dan rugas semua orang, kecuali mereka yang hidup jauh dari kehidupan anak-anak.
Hari ini hampir semua orang menebar racun pada kehidupan anak-anak, televisi merusak dengan tayangannya, para pekerja yang jualan tontonan giat membuat tayangan-tayangan yang tidak mendidik, media sosial dan link-link internet memberikan akses yang amat sangat mudah pada trilyunan keburukan, bahkan para pejabat banyak sekali mempertontonkan prilaku yang memalukan. LANTAS SETELAH RACUN ITU DITABURKAN SECARA MASAL PADA KEHIDUPAN ANAK-ANAK KEMUDIAN GURU DENGAN SEGALA KETERBATASAN FASILITAS PENDIDIKAN DIPAKSA UNTUK MENGOBATI DAN MEMPERBAIKI SENDIRIAN.

Kalian sehat ?
Kalian waras ?

JIKA IYA KALIAN MERASA PERDULI PADA PENDIDIKAN DAN PERADABAN NEGERI INI... Mari sadar bersama dan mainkan peran anda masing-masing dengan benar..! Orang tua perankan peran anda dengan baik di hadapan anak-anak anda !, masyarakat tunjukan kata-kata dan prilaku yang baik di hadapan anak-anak siapapun yang ada di sekitar anda !, para publik figur tunjukan dan pertontonkan sikap dan tontonan mendidik bagi generasi negeri ini!, para pemilik starsiun tv dan penyedia tayangan on line berhentilah hanya mengejar keuntungan dengan menayangkan konten-konten murahan san ganti dengan hal yang mendidik !, para penguasa dan pejabat berikan tauladan dalam kata kata dan tindakan berhentilah bersandiwara hanya demi kepentingan politik.

Guru dan sekolah yang jumlahnya tak sebanding dengan jumlah siswa yang haris dididik tak akan pernah mampu melahirkan pendidikan berkualitas jika tidak ada peran sinergis dari semua pihak. Saatnya pemerintah berani membuat regulais lintas instansi, lintas kehidupan dan lintas birokrasi demi pendidikan, dan terakhir... HENTIKAN POLITISASI PENDIDIKAN...! lahirkan konsep pendidikan berbasis kebutuhan bukan kepentingan.

Dadan Hermawan, M.Pd
Guru SDN Pelita Karya Subang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar